UAS
ayooo semangat ujian :)
Nama anggota kelompok :
Diva Olivia Hudi (09-028)
Khairani Rizky (09-030)
Imam Setiawan (09-044)
Rahmi Handayani (09-074)
Silahkan unduh di sini
terima kasih...
Pendidikan anak pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian dan fisiknya di masa depan. Salah satu yang mempengaruhi perkemabangn ini adalah permainan. Permainan yang dilakukan secara optimal dapat mmebuat abak menjadi sehat, cerdas dan berhasil.
Pendidikan berlangsung sejak anak lahir. Pendidik yang pertama kali adalah ibu dan bapak kita. pendidik ini sanagt menentukan proses pembentukan pribadi anak. pengasuhan anak yang optimal akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Piaget menegaskan bahwAa bentuk tertinggi dari kecerdasan logis dapat ditelusuri hingga ke asalnya di dalam tubuh. Sebab mulai dari pertama kehidupan, tubuh bayi dengan aktif meneliti dunia dan membuat kerangka dasar yang berfungsi sebagai fondasi semua pikiran berikutnya.
Sangat penting untuk mendidik anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya masing-masing. Karena hal ini dapat mempengaruhi perkembangannya dimasa yang akan datang. Slaah satu hal yang dapat menunjang perkembangan anak adalah permainan. Kebanyakan anak akan merasa senang pada saat bermain. Berbagai permainan perlu disediakan baik untuk pekembangan motorik halus ataupun kasar anak. permaianan dapat dilakukan di dalam atauoun di luar kelas. hal ini bertujuan agar potensi anak dapat berkembang secara optimal.
Mendidik anak agar cerdas, kreatif dan terampil harus dimulai sejak usia dini. Selain mencerdaskan manusia, juga diimbangi dengan pembentukan moral, sebab kemampuan intelektual menghasilkan kemakmuran yang modernisasisedang gerakan moral bertujuan bertujuan membangun komunitas yang cerdas dan beradab. Anak sejak lahir memiliki potensi yang berbeda-beda, oleh karena itu perlu diberi dorongan, bimbingan dan pengaruh positif agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian kegiatan pada anak perlu disesuaikan dengan kematangan dan perkembangan anak, sehingga nanti dapat menjadi anak yang cerdas, sehat dan ceria.
Tahun pertama kehidupan merupakan periode perkembangan yang kritis, menetapkan dasar-dasar untuk kognitif masa dewasa kemudian dan fungsi emosionalnya. Anak-anak dengan usia yang sama dalam kualitas pengasuhan yang lebih tinggi menunjukkan perkembangan bahasa yang lebih baik, kompetensi sosial, kemampuan untuk meregulasikan perilaku mereka sendiri dan kemampuan akademik yang leboh baik daripada anak dengan pola pengasuhan yang lebih rendah. Diduga bahwa akibat dari pengasuhan bukan dengan orang tua pada perkembangan anak tergantung terhadap kebutuhan tambahan pembelajaran dari luar yang diterima melalui pengasuhan dengan orang tua. Menurut penelitian, pengasuhan anak dengan kualitas tinggi mungkin memperbaiki perkembangan dalam diri anak-anak yanng lingkungan rumahnya kurang rangsangan ataupun dalam keadaan stress.
Selama lima dekade terakhir, pemerintah New York telah menginvestasikan biaya untuk kesempatan mendapatkan child care dan pendidikan usia dini pada anak umur 3 dan 4 tahun dari keluarga yang kurang mampu. Pembuat kebijakan dan orangtua ingin mengetahui tingkatan atau batas dalam kualitas interaksi antara guru dan murid dan instruksi sengaja untuk menghasilkan anak yang lebih baik terhadap keefisienan child care untuk meningkatkan kesiapan sekolah anak. Hasil sosial dan akademik dari anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu diprediksikan sebagai alat ukur terhadap interaksi guru dan murid dan kualitasnya dalam analisa data yang dilakukan terhadap murid pra-TK dalam 11 wilayah. Penemuan menunjukkan bahwa interaksi guru dan murid merupakan alat prediksi yang kuat terhadap tingkat permasalah perilaku yang lebih tinggi dari anak yang berasal dari keluarga mampu dengan anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. Selanjutny, penemuan ini menunjukkan bahwa kualitas instruksi berhubungan dengan bahasa, membaca dan keterampilan matematika lebih bagus dalam kualitas kelas yang tinggi daipada kualitas kelas yang rendah. Temuan ini menunjukkan bahwa kualitas kelas yang lebih tinggi mungkin diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil sosial dan akademik pada program pra-TK untuk anak yang kurang mampu.
Masa usia dini merupakan periode kritis dalam perkembangan anak sehingga diperlukan upaya pengembangan secara menyeluruh dengan memberikan rangsangan bagi mental, intelektual, emosional, moral dan sosila yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Upaya pengembanagn tersebut di Indonesia disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),, berupa penerapan curicullum plus dalam bidang pemantauan dan perkembangan anak. PAUD didefenisikan sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembanngan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan tahap kehidupan berikutnya.
Sumber:
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-S16iBeMigIJ:static.schoolrack.com/files/21797/62991/heru_swn-pengaruh_pelatihan_ddst.doc+jurnal+psikologi+pendidikan+anak+usia+dini&cd=78&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=a3h&AN=48454120&site=ehost-live
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=1&did=66889673&SrchMode=1&sid=1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1271218486&clientId=63928&cfc=1
Untuk memenuhi tugas individu yang ketiga ini, pada awalnya saya sangat bingung ingin membuat apa. Pada akhirnya saya menentukan untuk membagi pengetahuan saya mengenai sebuah buku yang saya annggap sangat menarik dan mungkin merupakan salah satu buku terbaik yanng prnah saya miliki. Mungkin bagi teman-teman yang sedang menjakani kuliah di Fakultas Psikologi, buku ini juga dapat menarik minat teman-teman.
Buku ini berupa novel yang berjudul “24 Wajah Billy” karangan Daniel Keyes. Buku ini menceritakan tentang seseorang yang berkepribadian ganda yang sangat fenomenal. Karena biasanya seseorang yang berkepribadian ganda hanya memiliki 2 atau 3 kepribadian dalam dirinya. Tetapi lelaki yanng di panggil Billy ini mempunyai “24 orang lain” didalam dirinya. Novel ini merupakan kisah nyata dan bahkan kisah ini mengalahkan kisah “Sybil, gadis dengan 16 kepribadian”.
Beberapa pujian mengenai novel ini:
“Benar-benar membuat shock” – Flora Rheta Schreiber, penulis “Sybil”
“Kisah nyata pria dengan 24 kepribadian ini sangan memikat,...bermanfaat bagi para professional maupun awam.” – Sarlito W. Sarwono.
“Sebuah penjelajahan pikiran manusia yanng sanggup menyita perhatian, namun kerap pula memilukan hati”. – Cosmopolitan.
Novel ini bercerita tentang 24 orang yang hidup dalam diri Billy Milligan. Beberapa diantaranya adalah Philip - penjahat kelas teri; Kevin – otak sebuah perampokan toko obat; April – wanita dengan satu ambisi: membunuh ayah tiri Billy; Adalana – lesbian kesepian dan haus cinta, “memakai” tubuh Billy dalam pemerkosaan yang menyebabkan Billy ditangkap; David – anak lelaki 8 tahun, si “penanggung rasa nyeri”; Ragen – berbahasa Serbo-Kroasia; dan sang guru.
William Stanley Milligan adalah subjek kasus pengadilan yang dipublikasikan secara besar-besaran di negara bagian Ohio pada akhir 1970-an. Setelah melakukan sejumlah tindak pidana berat, termasuk perampokan bersenjata, dia ditahan atas tuduhan serangkaian pemerkosaan di kampus Ohio State University. Dalam proses menyiapkan pembelaannya, para pengacara negara yang ditugasi membela Billy menemukan bahwa lelaki kelahiran 1955 itu memiliki kepribadian ganda, dan 2 dari 24 kepribadian yang ada padanya melakukan tindak pidana kriminal tanpa pribadi lain yang mengetahuinya. Billy pun mengajukan pembelaan dengan dalih kegilaan – pribadi majemuk pertama yang melakukannya. Billy lalu dimasukkan ke sejumlah rumah sakit jiwa milik negara, tempat dia hanya sedikit mendapatkan pertolongan.
Akhirnya Billy mendapatkan perawatan dari Dr. David Caul dan mendapati bahwa pribadi-pribadi dalam dirinya bisa secara sukarela bersatu kapanpun mereka ingin melakukannya. Namun apabila bersatu terus-menerus, pribadi-pribadi itu menemukan bahwa keahlian yang mereka miliki sebagai masing-masing individu kehilangan ketajamannya. Billy sering menyebut situasi ini dengan kalimat, “Gabungan semuanya lebih sedikit daripada jumlah bagian-bagian yang ada”. Hal paling penting yang diajarkan Dr. Caul kepada pribadi-pribadi itu adalah bagaimana berkomunikasi di antara mereka sendiri. Ucapan Caul yang terkenal dalam menangani kasus kepribadian ganda adalah “Bagiku yang dapat diharapkan setelah perawatan adalah lahirnya kesatuan yang fungsional, tak peduli apakah itu berupa suatu kelompok perusahaan, perkongsian, atau seorang pemilik-ttunggal bisnis”.
Bebas pada tahun 1988 setelah satu dekade mendekam disejumlah rumah sakit jiwa, Billy kini tinggal di California, memiliki Stormy Life Production dan membuat film. Dia menyelia pembuatan filmkisah hidupnya sendiri, the Crowded Room, yang disutradarai oleh Joel Schumacer. Dan dia masih berpribadi majemuk.
Buku ini adalah buku pertama yang menarik perhatian saya terhadap kepribadian majemuk. Di buku ini kita dibawa mendalami pemikiran si lelaki ini dan mengapa kepribadia itu dapat muncul. Sebagian besar buku ini dapat ditulis karena ada satu pribadi yang menamakan dirinya “Sang Guru” yang mengaku bahwa dirinyalah si Billy sesungguhnya. Dialah pribadi yang selalu berhubungan denga pribadi lainnya. Dialah pemimpin pribadi dan mengatur pribadi mana yang akan keluar menggantikan pribadi Billy yang asli. Dalam diri Billy juga ada pibadi yang menamakan diriny “Allen”. Pribadi ini pandai melukis. Sehingga buku ini dilengkapi juga dengan beberapa lukisan hasil karyanya mengenai gambaran pribadi lain.
Kesepuluh sosok dalam diri Billy:
Mereka yang tidak diinginkan:
Sang Guru:
Buku yang sangat bagus dan dapat menjadi salah satu koleksi pribadi teman-teman terutama yang sedang mempelajari Psikologi. Buku ini dapat menambah pengetahuan teman-teman mengenai kepribadian majemuk.
1. Seberapa penting media pembelajaran dilihat dari sudut pandang psikologi pendidikan?
Jawaban:
Pada umumnya pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.
Proses pendidikan dapat bersifat formal dan dapat bersifat informal atau nonformal. Pendidikan formal lazimnya diberikan disekolah atau lembaga-lambaga pendidikan lainnya yang bersifat formal. Sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan yang diselenggarakan dalam lingkungan keluarga yang sifatnya informal. Pendidikan nonformal merupakan proses pendidikan yang lazimnya diselenggarakan di luar sekolah atau di luar sistem pendidikan yang sifatnya formal. Melalui proses kegiatan belajar mengajar pendidikan membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar tercapai kedewasaan serta berlangsungnya pewarisan sosial.
Sejalan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi, telah menjadikan dunia ini terasa semakin menjadi sempit dan transparan. Antara satu belahan dunia dengan belahan dunia lainnya dengan mudah dapat dijangkau dan dilihat dalam waktu yang relatif singkat.
Itulah globalisasi, yang di dalamnya membawa berbagai implikasi yang luas dan kompleks bagi kehidupan manusia. Implikasi nyata dari adanya globalisasi adalah terjadinya perpacuan manusia yang mengglobal. Seorang individu dalam berkarya tidak hanya dituntut untuk mampu berkiprah dan berkompetisi sebatas tingkat lokal dan nasional semata, namun lebih jauh harus dapat menjangkau sampai pada tingkat kompetisi global, yang memang di dalamnya berisi sejumlah tantangan dan peluang yang begitu ketat.
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu :1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.4. Televisi5. Benda – benda hidup, simulasi maupun model.6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
b. Manfaat media pembelajaranMedia pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Landasan psikologis penggunaan media pembelajaran ialah alasan atau rasional mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi pebelajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi.Walaupun telah diketahui adanya pandangan yang berbeda ten-tang belajar dan bagaimana belajar itu terjadi, namun dapat dikatakan bahwa belajar itu adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku oleh adanya peng-alaman. Perubahan perilaku itu dapat berupa bertambahnya pengetahuan, diperolehnya ketrampilan atau kecekatan dan berubahnya sikap seseorang yang telah belajar. Pengetahu-an dan pengalaman itu diperoleh melalui pintu gerbang alat indera pebelajar karena itu di-perlukan rangsangan (menurut teori Behaviorisme) atau informasi (menurut teori Kognitif), sehingga respons terhadap rangsangan atau informasi yang telah diproses itulah hasil belajar diperoleh.
Sumber referensi :
· http://z0n2.wordpress.com/2008/04/01/media-pembelajaran/
· http://blog.unila.ac.id/hairuddin/
· http://sutisna.com/pendidikan/media-pendidikan/manfaat-media-pendidikan/
· http://dosen.fip.um.ac.id/sihkabuden/?p=6
· http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf
2. Seberapa besar pengaruh teknologi pembelajaran menurut psikologi pendidikan?
Jawaban:
Teknologi pembelajaran mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pembelajaran. Misalnya saja dalam penelitian yang di lakukan memerlukan teknologi untuk mendesain sebuah perancancangan . Penelitian dan teori psikologi yang berkembang pun telah memberikan kontribusi terhadap perancangan, baik yang dikembangkan oleh kelompok aliran psikologi behaviorisme, maupun kognitivisme dan konstruktivisme. Selain itu, sumbangsih teori dan penelitian psikologi tentang motivasi juga berpengaruh terhadap proses perancangan. Pada kawasan pengembangan tidak hanya dipengaruhi oleh teori komunikasi semata, tetapi juga oleh teori pemrosesan visual-audial, berfikir visual, dan estetika.
Teori Shannon dan Weaver (1949) tentang proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima dengan menggunakan sarana sensorik. Berikutnya, pemikiran Belo tentang Model SMCR (Sender, Massage, Channel, Receiver), dan beberapa teori lainnya dalam bidang komunikasi secara umum telah menjadi landasan dalam proses pengembangan. Ada juga pengaruh teknologi terhadap nilai dan prespektif alternative. Yaitu : a) replikabilitas pembelajaran; (b) individualisasi; (c) efisiensi; (d) penggeneralisasian proses isi lintas; (e) perencanaan terinci; (f) analisis dan spesifikasi; (g) kekuatan visual; (h) pemanfaatan pembelajaran bermedia.
Pembelajaran dengan teknologi juga mempengaruhi kognitif . menurut teori gestalt atau teori kognitif. Dapat merangsang stimulus respons. Yang mempengaruhi kognitif untuk berpikir terhadap teknologi yang ada dan bagaimana cara penggunaanya. Untuk dapat menyelesaikan suatu tugas yang memerlukan teknologi yang canggih.
Sumber referensi :
http://www.scribd.com/doc/17670174/MAKALAH-Psikologi-Pendidikan-Dalam-Pengajaran
http://septa-ayatullah.blogspot.com/2009/05/mengenal-teknologi-pembelajaran.html
http://www.blogcatalog.com/blogs/bunga-kehidupan/posts/tag/teknologi+pendidikan/
http://amrull4h99.wordpress.com/2009/12/24/landasan-psikologi-pendidikan/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/.2008/09/26/sumber-sumber-yang-mempengaruhi-teknologi-pembelajaran/
3. Sebutkan macam-macam ragam model pembelajaran?
Jawaban:
1. Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung.Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi lingkungan belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Ciri-ciri pembelajaran langsung
1. Adanya tujuan pembelajaran
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran
2. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuik mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah utnuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain
3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin. Penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan : 1). Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah 2). Belajar peranan orang dewasa yang autentik 3). Menjadi pembelajar yang mandiri
Sumber Referensi:
http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html
http://sweetyhome.files.wordpress.com/2009/08/berkas-cooperative-learning2.pdf
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/
http://meetabied.wordpress.com/2009/07/08/model-pembelajaran-langsung-koperatif-dan-berbasis-masalah/
http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/19/pembelajaran-berbasis-masalah/
Testimoni Kelompok mengenai tugas ini:
Ini adalah pertama kali kami menjalani kuliah secara on-line. Kuliah ini meningkatkan rasa ketertarikan kami untuk menjalani mata kuliah psikologi pendidikan. Pada awalnya, kami merasa bingung untuk menjalani kuliah ini, tetapi setelah kami jalani, ternyata kuliah on-line ini memberikan banyak manfaat. Walaupun dosen dan mahasiswa tidak berada dalam satu ruangan yang sama, tetapi kuliah tetap bisa berjalan dengan efektif.
Mengenai tugas, pertama kali kami merasa kewalahan karena tenggat waktu yang singkat (sebelum kami mengetahui bahwa waktu pengumpulan tugas diperpanjang), tetapi kami berusaha mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
Pada akhirnya, kuliah on-line ini membangkitkan rasa ingin tahu kami. Terima kasi kepada dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan Ibu Fillia Dina Anggaraeni, M.Pd yang telah memperkenalkan kami tentang kuliah on-line ini.
Kelompok VI :
Diva Olivia Hudi (09-028) Khairani Rizky (09-030) Imam Setiawan (09-044) Rahmi Handayani (09-074)
Perkembangan teknologi sekarang sangat cepat dan bahkan terlihat hampir mustahil kita dapat mengikutinya. Salah satu contoh perkembangan teknologi yang paling dekat dengan kita adalah komputer. Peghitungan pada awalnya dilakukan dengan komputer besar yang dipakai bersama-sama oleh banyak orang. Tetapi, sekarang ini kita berada di era komputer pribadi (PC) dimana setiap orang memounyai satu komputer. Beberapa pakar komputer percaya bahwa generasi komputer berikutnya akan berupa ubiquitous computing, yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang ke personal.
I. Pengertian Ubiquitos Computing
Kata ‘Ubiquitous’ menurut kamus Merriam-Webster bisa diartiikan sebagai ‘ada diberbagai tempat dalam waktu yang sama’. Sehingga konsep ubiquitos computing itu mungkin bisa diterjemahkan secara sempit sebagai kemampuan akses kesebuah network dimana saja. Ubiquitous computing adalah paradigma baru yang dibangun, agar di kemudian hari, setiap benda yang ada di dunia, termasuk manusia itu sendiri menjadi unit-unit yang terintegrasi dalam suatu jaringan besar. Bila bisa dianalogikan, dengan adanya ubiquitous computing, dunia dan segala isinya adalah komputer client yang saling terhubung dengan satu server.
Istilah ubiquitous computing sering dikaitkan dengan Mark Weiser, seorang peneliti di XeroxPARC.Dialah pelopor ubiquitous computing. Menurut Weiser, ubiquitous computing memungkinkan pemakaian beratus-ratus device (alat) komputasi wireless per orang per kantor dalam semua skala. Kemudian komputer menjadi semakin embedded (tertanam dalam suatu alat), semakin pas dan enak,serta semakin natural. Sehingga kita menggunakannya tanpa memikirkannya dan tanpa menyadarinya. Tujuan utamanya adalah "activate the world", mengaktifkan segala yang ada di sekitar kita
II. Pengertian E-Learning
E-Learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media elektronika. Dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video, perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan e-learning, belajar bisa dilakukan kapan saja, dimana saja melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran berlangsung efisien dan efektif.
E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas.
III. Hubungan Ubiquitos Computing dengan E-Learning.
Dengan adanya ubiquitos computing maka akan semakian mempermudah kita dalam manjangkau perkembangan teknologi yang sangat pesat. Karena ubiquitous computing akan memaksa komputer eksis di dunia manusia. Sehingga pada saat itu, komputer akan menjadi kebutuhan yang sangat besar bagi umat manusia.
Adalah mungkin untuk membayangkan bahwa perangkaat komputer baru ini mengkin lebih cocok untuk pendidikan ketimbang komputer personal. Perangkat baru ini dapat disediakan kepada lebih banyak murid ketimbang komputer desktop. Perangkat baru ini, dipasangkan dengan jaringan murah, dapat memampukan murid untuk membawa perangkat informasi personal ke lapangan untuk membantu mengerjakan suatu tugas dan bisa di bawa pulang. Mereka bisa meningkatan kolaborasi dan memudahkan penggunaan tanpa dibatasi lokasi.
Dengan adanya hal ini, maka akan semakin mudah melakukan proses pembelajaran melalui e-learning. Karena pada saat itu, hampir setiap orang akan mempunyai komputer sehingga e-learning akan berjalan lebih efektif. E-Learning dan ubiquitos computing akan meningkatkan interaksi pembelajaran, memiliki jangkauan yang lebih luas dan dapat mempermudah interaksi pembelajaran darimana dan kapan saja, juga mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.
Sumber Referensi : Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana, 2008.
DR.Munir, M.IT. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: ALFABETA, 2008
Nama : Diva Olivia Hudi
Tanggal : 24 Februari 2010